Indonesia Akan Produksi Mobil Nasional dalam 3 Tahun — Anggaran Sudah Disiapkan

Indonesia Akan Produksi Mobil Nasional dalam 3 Tahun — Anggaran Sudah Disiapkan

Pemerintah Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk meluncurkan mobil nasional (Mobnas) dalam waktu tiga tahun ke depan.
Program ambisius ini bukan sekadar simbol kemandirian industri otomotif, tetapi juga langkah strategis menuju transformasi ekonomi dan teknologi nasional.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan bahwa anggaran pengembangan tahap awal telah disiapkan dalam APBN 2026–2028, dengan fokus pada riset teknologi, pengembangan pabrik, serta kemitraan dengan produsen komponen lokal.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengungkapkan bahwa proyek mobil nasional ini akan menjadi simbol kebangkitan industri manufaktur Indonesia yang selama ini didominasi oleh merek asing.

“Kita ingin membuktikan bahwa Indonesia mampu memproduksi kendaraan dengan teknologi sendiri, menggunakan komponen lokal, dan kompetitif di pasar global,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/10).

Menurut Kemenperin, target kandungan lokal pada tahun pertama produksi mencapai 65%, dan meningkat hingga 90% dalam lima tahun berikutnya.
Pemerintah juga tengah mengkaji model bisnis yang memungkinkan kolaborasi antara BUMN, swasta nasional, dan universitas teknik untuk mempercepat transfer teknologi.

Menariknya, mobil nasional ini akan dikembangkan dengan teknologi elektrifikasi penuh (EV), sejalan dengan agenda Net Zero Emission 2060.
Proyek ini akan mengandalkan baterai buatan dalam negeri, hasil kerja sama dengan perusahaan pertambangan nikel dan litium di Sulawesi dan Maluku.

“Kita tidak hanya bicara tentang mobil nasional, tapi mobil masa depan yang ramah lingkungan,” tegas Agus.

Pemerintah berencana menjadikan kawasan industri Batang, Jawa Tengah, sebagai pusat produksi utama mobil nasional, dengan kapasitas awal 50.000 unit per tahun.

Kementerian Keuangan memastikan bahwa alokasi anggaran awal sebesar Rp 12 triliun telah disiapkan untuk riset, pembuatan prototipe, dan pembangunan fasilitas produksi.
Selain dana APBN, pemerintah juga membuka peluang investasi dari konsorsium nasional dan mitra asing non-pengendali untuk mempercepat implementasi proyek ini.

“Kita ingin proyek ini menjadi warisan ekonomi strategis, bukan hanya proyek simbolik,” ujar Sri Mulyani, Menteri Keuangan.

Rencana ini mendapat dukungan kuat dari masyarakat dan pelaku industri otomotif lokal.
Namun, sejumlah analis menilai tantangan terbesar terletak pada transfer teknologi, daya saing harga, dan jaringan distribusi.

Meski begitu, pemerintah optimistis bahwa dengan dukungan regulasi dan ekosistem industri yang kuat, mobil nasional buatan Indonesia bisa bersaing di ASEAN pada tahun 2028.

Langkah pemerintah ini menjadi babak baru sejarah otomotif Indonesia, setelah beberapa kali upaya sebelumnya gagal karena kendala ekonomi dan teknologi.
Kini, dengan dukungan anggaran, SDM, dan visi jangka panjang, Indonesia berpeluang besar melahirkan mobil nasional yang modern, hijau, dan membanggakan.