Kenaikan Harga Energi Global: Apa Dampaknya ke Harga Pokok di Indonesia?
 |
| Kenaikan Harga Energi Global: Apa Dampaknya ke Harga Pokok di Indonesia? |
Kenaikan harga energi global kembali menjadi sorotan dunia. Harga minyak mentah, gas alam, dan batu bara menunjukkan tren meningkat tajam sejak awal kuartal keempat 2025.
Kondisi ini memicu kekhawatiran baru terhadap stabilitas harga pokok dan daya beli masyarakat di Indonesia, yang masih berupaya pulih pascapandemi dan perlambatan ekonomi global.
Menurut laporan dari lembaga energi internasional (IEA), harga minyak Brent kini menembus USD 96 per barel, level tertinggi sejak dua tahun terakhir.
Lonjakan harga dipicu oleh geopolitik di Timur Tengah, penurunan produksi oleh OPEC+, serta permintaan tinggi dari Asia yang kembali tumbuh.
Sementara itu, harga gas alam dan batu bara juga naik antara 10–15% dalam sebulan terakhir, menyebabkan biaya logistik dan transportasi meningkat di banyak negara, termasuk Indonesia.
Kenaikan harga energi memiliki efek berantai terhadap harga bahan pokok dan kebutuhan rumah tangga.
Biaya distribusi dan produksi naik, sementara sebagian besar sektor industri di Indonesia masih bergantung pada energi fosil.
“Harga bahan bakar yang naik otomatis meningkatkan ongkos angkut barang. Dampaknya langsung terasa pada harga kebutuhan seperti beras, gula, dan minyak goreng,” jelas ekonom senior INDEF, Eko Prasetyo.
Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan Kementerian Perdagangan kini tengah menyiapkan mekanisme subsidi energi dan stabilisasi harga pangan agar inflasi tetap terkendali.
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan bahwa setiap kenaikan 10% harga energi global dapat menambah tekanan inflasi domestik hingga 0,3%.
Jika tidak diantisipasi dengan cepat, kenaikan harga energi dapat memperlambat daya beli masyarakat dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal berikutnya.
Pemerintah kini didorong untuk mempercepat transisi energi bersih dan investasi di sektor energi terbarukan.
Selain mengurangi ketergantungan impor minyak, hal ini juga menjadi solusi jangka panjang untuk menjaga stabilitas harga di masa depan.
“Diversifikasi energi dan efisiensi industri adalah kunci. Indonesia harus belajar dari krisis energi sebelumnya,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Kenaikan harga energi global menjadi ujian baru bagi stabilitas ekonomi nasional.
Dengan kebijakan yang tepat — subsidi terarah, efisiensi industri, dan percepatan energi hijau — Indonesia dapat menghadapi gejolak global tanpa harus mengorbankan kesejahteraan rakyat.
