Indonesia jelajahi penggunaan Bitcoin sebagai aset cadangan nasional
| Indonesia jelajahi penggunaan Bitcoin sebagai aset cadangan nasional |
Pada 6 Agustus 2025, komunitas Bitcoin Indonesia mendapat undangan ke kantor Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk memaparkan potensi Bitcoin dalam mendukung pembangunan ekonomi jangka panjang. Salah satu topik kunci adalah kemungkinan pengembangan pertambangan Bitcoin berbasis energi terbarukan, sebagai upaya diversifikasi cadangan nasional—konsep yang masih dalam tahap eksplorasi awal.
Pakar dan pelaku industri sebelumnya telah mengusulkan agar sebagian dana efisiensi pemerintah diinvestasikan ke Bitcoin melalui lembaga seperti BPI Danantara. Anthony Leong menyatakan bahwa jika harga Bitcoin naik signifikan, potensi investasinya bisa sangat besar—bahkan menutup sebagian utang nasional—meskipun perlu adanya mitigasi risiko yang serius.
Indodax, platform kripto besar, menekankan bahwa pembicaraan ini masih sangat awal dan memerlukan kajian akademik, regulasi yang matang, serta dialog lintas sektor sebelum bisa diwujudkan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut ide ini sebagai bentuk inovasi, namun menegaskan pentingnya kehati-hatian. Bitcoin dikenal dengan volatilitas yang tinggi dan belum memenuhi kriteria stabilitas untuk digunakan sebagai cadangan negara. OJK juga menekankan bahwa aset cadangan tradisional adalah seperti valuta asing dan emas—aset dengan reputasi stabilitas nilai
Sejauh ini, pemerintah Indonesia belum memiliki Bitcoin sebagai bagian dari cadangan resmi. Bitcoin hanya diakui sebagai komoditas digital, bukan aset cadangan atau alat pembayaran sah. Bank Indonesia (BI) dan OJK terus melakukan pengawasan sesuai regulasi yang berlaku..
Wacana menempatkan Bitcoin sebagai aset cadangan nasional menunjukkan bahwa Indonesia mulai membuka diri terhadap kemungkinan baru dalam strategi keuangan negara. Namun, sampai saat ini belum ada keputusan resmi. Pemerintah dan pemangku kepentingan masih berada pada tahap eksploratif, dengan komitmen untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan melibatkan kajian mendalam dalam prosesnya.